Fenomena yang disebut Petir Catatumbo (The Lightning of Catatumbo) itu diperkirakan telah menyambar lebih dari 1.000.000 kali setiap tahun. Anehnya lagi posisi munculnya tidak pernah berubah. Petir Catatumbo tersebut mampu menghasilkan arus sebesar 400.000 ampere, dan dapat dilihat hingga jarak 400 kilometer. Sebagai akibatnya, fenomena ini merupakan salah satu produsen ozon terbesar di dunia. Lantas apa gak berisik ya? Biasanya lompatan kilat kan disusul gemuruh guntur? Untungnya lompatan petir terjadi dari awan ke awan, dan hanya sangat jarang mencapai tanah, sehingga tidak terlalu menimbulkan suara guntur yang menggelegar.
Mungkin Anda bertanya, bagaimana itu bisa terjadi? Ceritanya begini. Catatumbo adalah nama sebuah sungai di Venezuela. Sungai ini bermuara di Danau Maracaibo. Aliran sungai Catatumbo ke danau tersebut melewati rawa-rawa yang sangat besar yang banyak mengandung bahan-bahan organik yang membusuk. Sebagai hasil proses pembusukan tersebut terbentuklah ‘awan gas’ besar yang terionisasi (kebanyakan gas metana, khas gas rawa). Awan gas ini terbawa naik ke atmosfer, dan ketika bertabrakan dengan angin kencang yang datang dari pegunungan Andes awan tersebut terangkat naik lebih tinggi lagi hingga mencapai sekitar sepuluh kilometer. Selanjutnya proses yang terjadi mirip dengan gejala munculnya petir saat mendung seperti yang kita pelajari waktu SMP: karena begitu banyaknya awan gas yang terionisasi, pada titik tertentu secara kumulatif timbul perbedaan potensial yang amat tinggi, dan terjadilah lompatan petir yang saling menyambar di awan.
Pada bulan Januari sampai April 2010 fenomena petir tersebut sempat berhenti total. Banyak yang mengira bahwa fenomena tersebut telah menghilang. Belakangan diketahui ternyata pada waktu itu terjadi kekeringan di wilayah tersebut sehingga proses pembusukan di rawa berkurang drastis. Ketika kekeringan berakhir, maka fenomena petir tersebut muncul kembali hingga sekarang.
Ada sedikit cerita jaman dulu yang menarik mengenai petir Catatumbo tersebut. Konon menurut sejarah Venezuela, pada tahun 1595 Sir Francis Drake berencana menyerang kota Maracaibo untuk menguasainya. Dia merencanakan penyerangan saat malam hari agar tidak terlihat. Malangnya, atas bantuan petir yang selalu menyambar tadi para prajurit penjaga kota mampu melihat kedatangan pasukan musuh sehingga pasukan Francis Drake bisa dipukul mundur. Cerita ini kemudian dikisahkan dalam puisi ‘La Dragontea’ yang ditulis Lope de Vega pada tahun 1597.
Begitu terkenalnya Petir Catatumbo di Venezuela ini hingga digambarkan dalam bendera dan lambang negara bagian Zulia dimana Danau Maraciabo terdapat, bahkan juga disebutkan dalam lagu kebangsaannya.
Inilah bendera kebangsaan negara bagian Zulia |
Berikut ini video tentang Petir Catatumbo tersebut.
No comments:
Post a Comment