Dengan harga tiket rp 275.000 yang saya beli dari agen resmi di jln. Stasiun tj. Priok, masih di area termilal tj. Priuk, cukup terbilang murah dibandingkan beli pada calo seperti sebelah tmpat tidur saya dia beli dengan harga 330.000 kepada calo di dalam pelabuhan. Sementara yang lain banyak yang nonseat, saya malah dapat tempat tidur. Jadi trik saya kalau mencari tiket dalam keadaan waktu yang pas-pasan adalah tanya satu-satu agen pelni yang banyak terdapat d sekitar pelabuhan, tanya harga dan ketersediaan tempat tidur, kalau tiket yang mereka punya adalah nonseat, maka tinggalkan saja dan tanya lagi yang lain, dan biasanya selalu ada saja yang punya. Untuk memudahkannya bisa di searching alamat agennya di pelni.go.id , lalu telpon 1-1. Lebih hemat waktu dan tenaga.
Tiket saya dapat dengan nomor 187 di deck 2, lumayan bagus karna tepat didekat TV dan koneksi listrik buat charger hp. Di sebelahku ada orang bernama aldi kelahiran batam dan chandra kelahiran sidikalang dan keduanya masih muda berusia 20an. Namun kehadiran mereka membuatku tidak kesepian karena ada teman ngobrol. Si aldi punya bisnis MLM, dan sedikit agak mempengaruhiku untuk ikut, hmm untuk ini aku sudah merasa basi dan tak akan bisa terpengaruh. Produk mereka adalah semacam alat kesehatan berupa gelang dan lainnya, namun sedikit agak magis dalam ceritanya. but for me, i never interest. lalu aldi juga punya banyak cerita lucu. salah satunya cerita 3 orang yang terdampar di sebuah pulau terpencil dan menemukan lampu jin dimana jin mengabulkan setiap permintaan dari mereka, yang membuat cerita itu menarik, yang 2 orang menikmati hadiah itu selama 40 tahun,namun yang ketiga sangat kecewa dan marah pada jin karena dia meminta cerutu terbaik namun jin lupa memberika korek apinya. dan dia tidak bisa menikmati rokok-rokok itu selama 40 thn, sementara temannya yang 2 lagi begitu puas dan senang bisa menikmati hadiah dari jin.
sementara si Chandra suka menawarkan mie instannya yang banyak pada kami bedua, aku lebih suka menikmati sambal teri medan masakan kakaknya, dimana di atas kapal makanan tidak begitu baik kwalitasnya. lalu ia bercerita tentang tempat dia bekerja yaitu pabrik garmen di bekasi. dari situ aku tau kalau UMP di jababeka lebih tinggi 200.000 dibanding Jakarta, yaitu 2,400,000. hmm, lumayan ntuk ukuran buruh. Chandra adalah keturunan batak Pakpak/Angkola, yaitu salah satu sub suku Batak, dia bermarga Padang, dan aku juga baru pertama kali dengar marga itu ada. dan mereka adalah 2 orang Muslim yang berbeda, maksud saya berbeda yaitu si aldi taat puasa dan si chandra tak pernah berpuasa diaman saat itu memasuki minggu terakhir bulan puasa. sementara saya sendiri adalah seorang Kristen.
selama diatas kapal, makananku diantar crew yang meminta rp10.000 untuk jasanya. dan aku pikir itu sebiah bisnis yang sangat menguntungkan bagi crew kapal. sementara biaya untuk penumpang sampai Batam hanya 10.000 dan yang ke belawan 20.000. jika mereka memiliki pelanggan 100 orang saja tentu sudah bisa punya penghasilan hingga Rp.2000.000,. dan saya juga mempunyai keuntungan, yaitu selama 4x aku tidak perlu mengantri di tempat pengambilan makanan. tapi cara seperti ini akan sangat merugikan apabila untuk rombongan atau beberapa orang. sebentar lagi aku sambung ya, karena ponakanku (bere) minta di bawa jalan-jalan. emily vin joibo silaban. ok mari kita lanjut lagi, selama di kapal itu aku mendengar beberapa kali anak yang mencari orang tuanya melalui pengeras suara dari petugas Informasi, lalu sekali tentang kehilangan dompet di kamar mandi dekat mushola, yang tidak lama kemudian ada yang menemukan, juga aku tau setelah mendengar informasi dari pengeras suara.
sesuai schedule, kapal seharusnya sampai pukul 3.00 sore, namun kenyataannya kami benar-benar sandar pukul 4.00 sore dan baru bisa turun melalui tangga. namun setelah tangga benar-benar bisa di lalui, para penumpang di kapal harus bersabar karena pertama kali yang diutamakan adalah para petugas bongkar muat cargo masuk, lalu giliran penumpang dan ini hanya memakan waktu sekitar 10 menit. setelah sampai di pos pemeriksaan aku agak kuatir karena aku tidak memiliki KTP batam, dimana banyak yang terpaksa merogoh uang lebih banyak untuk jasa calo yang meminjamkan KTP mereka atau pura-pura menjadi kerabat mereka yang menjamin selama di batam. peraturan ini adalah untuk membatasi ledakan pendatang ke Batam sejak Batam merupakan daerah ekonomi terbesar dan banyaknya industri besar di bangun disini. tapi ternyata peraturan itu sudah tidak efektif lagi dimana aku akhirnya lolos juga tanpa di periksa KTP.
setelah sampai di luar pelabuhan, selain Taxi, anda bisa memanfaatkan jasa transportasi Trans Batam (Damri) yang mirip dengan TransJakarta. untuk Tiketnya waktu itu aku bayar dengan Rp. 4000 saja hingga Batam Centre, tepat di depan Pelabuhan terminal Internasional fery, Batam-Singapura, dan halte itu memang yang tujuan akhir Bus itu. nah, sekarang anda bisa ke batam sebagai Backpacker..
semoga bermanfaat.
|
Sesaat setelah meninggalkan pelabuhan Tj. priok, Jakarta. |
|
Suasana di deck 7, Deck terbuka. |
|
Saat-saat hendak merapat ke dermaga Pelabuhan Sekupang-Batam |
|
Trans-Batam, Damri |
|
Ceria bersama Keponakan, Charissa-Indy-Emily (Silaban Sisters) |