Metode
Montessori pertama kali dikenalkan oleh Maria Montessori pada 1907.
Maria Montessori adalah perempuan pertama yang menjadi dokter, dari
pekerjaannya tersebut ia meyakini bahwa semua anak dilahirkan dengan
potensi luar biasa, potensi ini hanya akan berkembang jika orang dewasa
yang mengasuhnya memberikan stimulasi yang tepat di tahun-tahun pertama
kehidupannya.
Maria Montessori menyadari bahwa anak-anak kecil merasa frustrasi hidup di dunia orang dewasa. Meja, kursi, wastafel, piring, gelas, dan lain sebagainya berukuran untuk orang dewasa. Maria juga mengamati cara anak-anak bereaksi pada lingkungan sekitar, bagaimana anak memiliki keteraturan dan sistem mereka sendiri, di sinilah ia memberikan kesempatan untuk mengembangkan kemandirian dan menyadari adanya peningkatan harga diri serta percaya diri jika kita menghargai hal tersebut.
Menurut ajaran Montessori, anak memiliki masa-masa peka sejak lahir hingga usia 6 tahun. Kita sebagai orangtua harusnya bisa menyadari dan memanfaatkan masa peka anak ini dengan sebaik-baiknya:
#Gerakan, sejak lahir hingga 1 tahun.
Saat ini anak belajar meraih, menyentuh, memutar, menyeimbangkan diri, merangkak, dan berjalan.
Sumber.Pinterest.Montessor i Indonesia
Maria Montessori menyadari bahwa anak-anak kecil merasa frustrasi hidup di dunia orang dewasa. Meja, kursi, wastafel, piring, gelas, dan lain sebagainya berukuran untuk orang dewasa. Maria juga mengamati cara anak-anak bereaksi pada lingkungan sekitar, bagaimana anak memiliki keteraturan dan sistem mereka sendiri, di sinilah ia memberikan kesempatan untuk mengembangkan kemandirian dan menyadari adanya peningkatan harga diri serta percaya diri jika kita menghargai hal tersebut.
Menurut ajaran Montessori, anak memiliki masa-masa peka sejak lahir hingga usia 6 tahun. Kita sebagai orangtua harusnya bisa menyadari dan memanfaatkan masa peka anak ini dengan sebaik-baiknya:
#Gerakan, sejak lahir hingga 1 tahun.
Saat ini anak belajar meraih, menyentuh, memutar, menyeimbangkan diri, merangkak, dan berjalan.
#Bahasa, sejak lahir hingga 6 tahun. Diawali dengan celotehan dan suara-suara,lalu berkembang jadi kata, frasa lalu kalimat.
#Benda kecil, usia 1 hingga 4 tahun. Tahap ini anak akan menyukai benda-benda kecil/detail karena koordinasi mata dan tangannya sudah lebih akurat.
#Keteraturan, usia 2 hingga 4 tahun. Di sini anak mulai mencintai rutinitas dan keinginan akan konsistensi dan pengulangan.
#Musik, usia 2 higga 6 tahun. Jika anak terbiasa mendengar musik, di tahap inilah anak secara spontan akan tertarik pada perkembangan nada, ritme, dan melodi.
#Masalah toilet, usia 18 bulan hingga 3 tahun. Usia ini sistem saraf berkembang lebih baik dan terintegrasi, hingga toilet training bisa dilakukan di rentang usia ini.
#Keramahan dan sopan santun, usia 2 hingga 6 tahun. Anak-anak adalah peniru ulung, mereka suka meniru sopan santun dan hal ini akan membentuk karakter kepribadian di masa depannya.
#Indra, usia 2 hingga 6 tahun. Indra manusia dimulai sejak lahir, tapi dari usia 2 tahun anak sudah bisa takjub dengan pengalaman indranya sendiri (rasa, suara, sentuhan, dan bau).
#Menulis, usia 3 hingga 4 tahun. Montessori meyakini bahwa kemampuan menulis muncul lebih dulu daripada membaca yang diawali dengan usaha meniru huruf atau angka.
#Membaca, usia 3 hingga 5 tahun. Montessori melihat bahwa anak-anak menunjukkan ketertarikan spontan pada simbol dan suara yang mereka hasilkan.
#Hubungan ruang, usia 4 hingga 6 tahun. Di usia ini biasanya anak tertarik dengan puzzle atau Lego.
#Matematika, usia 4 hingga 6 tahun. Rentang usia ini anak dalam masa peka terhadap jumlah dan angka.
Berikut contoh ruangan anak yang sesuai dengan metode Mentosseri. Semoga bermanfaat.
Berikut contoh ruangan anak yang sesuai dengan metode Mentosseri. Semoga bermanfaat.
Sumber.Pinterest.Montessor