1. Semakin kita mengkhawatirkan sesuatu, semakin hal itu terjadi.
Yes. Karena hidup merefleksikan hal-hal yang kita pikirkan dan rasakan. Jadi, kalau kamu sering bilang “tuh kan, apa gue bilang, pasti kejadiannya negatif,” ada kemungkinan besar kamu sendiri yang membentuk pengalaman itu sendiri.
Contohnya, kebanyakan orang-orang yang akhirnya beratnya susah turun adalah mereka yang sangat mengkhawatirkan berat badannya.
2. Khawatir itu beda dengan peduli. Khawatir itu energi negatif.
Peduli itu energi positif. Peduli belum tentu khawatir.
Seperti persiapan sebelum presentasi atau interview. Yes, pastinya nervous.
Nervous belum tentu khawatir.
Khawatir itu memikirkan hal-hal jelek yang mungkin terjadi. MUNGKIN terjadi. Belum tentu terjadi.
Peduli adalah mempersiapkan sebaik-baiknya, terlepas dari apa hasilnya nanti.
3. Khawatir itu memenuhi pikiran kita dengan hal-hal negatif yang belum tentu terjadi. Seperti minum racun yang diberikan oleh diri sendiri.
Kalau kepala kita itu adalah kebun, kita lebih ingin memberikan pupuk atau limbah? Pilihan sih. Terkadang kita gak sadar kita sendiri yang meracuni diri kita sendiri dengan alasan, “Ya tapi kan gara-gara dia.”
Well, kita punya kontrol atas pikiran kita, terlepas apa situasinya bukan?
Nyalahin orang lain sudah bukan trend sekarang. Coba tanyakan dulu ke diri sendiri
4. Gunanya khawatir hanya 1, yaitu membuat kita melakukan sesuatu untuk menghapusnya. Mengasah ketrampilan.
Yes. Mengasah ketrampilan hidup. Hidup yang membuat kita merasa hidup. Membalikkan situasi negatif menjadi pengalaman yang positif. Membuat kita bisa ‘naik kelas’ di hidup ini.
Khawatir tidak punya tabungan cukup di masa depan? Yah mulailah menabung.
Khawatir karirnya biasa-biasa saja? Apa yang bisa mulai dilakukan sekarang?
Khawatir nanti gemuk? Apa strateginya?
5. Terkadang, khawatir hanya sebagai alasan karena kita terlalu takut untuk melakukan sesuatu di luar zona nyaman.
Yes. Terkadang khawatir itu hanya sebuah ALASAN.Karena untuk melakukan hal tersebut ada di luar comfort zone kita.
Contohnya, theUnlearn mau membuat video aja kekhawatirannya banyak sekali, karena takut, karena tidak terbiasa, takut mendapatkan tanggapan negatif, dsb.
Karena kita takut salah. Kita takut kelihatan jelek.
So what? Bukankah hidup itu juga tentang berani salah dan berani kelihatan jelek?
6. Khawatir itu terlalu banyak memikirkan sesutau dan tidak berani memutuskan.
Cukuplah 1 minggu untuk memikirkan sesuatu. Mau berhenti dari pekerjaan? Mau putusin pacar? Mau mengambil kesemmpatan baru? Bagaimana untuk pendidikan anak? Karir yang tepat?
Stop thinking and start deciding. Kelamaan mikir juga gak ada manfaatnya bukan? Yang ada malah pusing sendiri. Trus stress.
Intinya di sini belajar BERANI mengambil keputusan.
Terlepas keputusan itu akhirnya benar atau salah.
Terlepas dari konsekuensinya akan seperti apa — dan kemudian siap menerima konsekuensinya.
7. Khawatir itu juga membuktikan kalau kita tidak percaya kepada proses, ataupun Tuhan yang selalu memberikan kita yang terbaik.
Tuhan itu baik. Dunia itu baik. Kita selalu dijaga. Kadang, hal-hal “buruk” memang terjadi, tetapi selalu ada pembelajaran dan berkah di balik hal-hal itu bukan?
Bukankah kalau kita percaya bahwa yang terjadi baik semuanya akan baik-baik saja?
8. Ada bedanya antara berhati-hati dengan khawatir.
Yang satu menggunakan logika, yang satu hanya emosi negatif.
Kalau di film After Earth, Will Smith mengatakan “Danger is real. Fear is a choice.” Bahaya itu realita. Takut itu pilihan.
Setiap kali kita takut, kita sebenarnya sedang memilih untuk takut. MEMILIH UNTUK TAKUT. Bodoh juga ya kita memilih untuk takut. Kenapa kita memilih untuk takut kalau kita bisa memilih untuk berani?
9. Khawatir itu artinya kita terjebak di masa lalu, atau di masa depan.
Bukan memaksimalkan hari ini.
Takut kita tidak bisa mendapatkan yang lebih baik dari masa lalu.
Takut masa depan tidak cerah.
Mengkhawatirkan hal-hal yang belum tentu terjadi.
Terus memikirkan hal-hal yang sudah terjadi dan tidak bisa diubah lagi.
Padahal, kita punya HARI INI untuk mengubah keadaan.
10. Kalau kamu banyak waktu untuk khawatir,
berarti kamu belum banyak melakukan sesuatu yang berarti.
Khawatir itu akhirnya menghabiskan waktu.
Waktu yang bisa digunakan untuk hal-hal yang lebih berarti dan produktif, baik untuk orang lain ataupun diri sendiri. Mungkin kamu lagi kebanyakan waktu senggang saja, makanya banyak khawatir.
Coba deh menyibukkan diri dengan hal-hal yang menarik.
Kekhawatiran itupun akhirnya akan tergantikan dengan hal-hal yang lebih positif.
sumber : kaskus
No comments:
Post a Comment