Pria berkacamata itu duduk di antara meja dan ranjang di kamar tidurnya. Di tangannya ada sebuah gitar listrik. Topi bisbol yang dipakainya tak bisa menutupi sosoknya yang masih muda. Intro lagu klasik era barok bertajuk Canon in D Mayor kemudian terdengar. Berbarengan dengan itu, jari-jari si pemuda gesit menggerayangi seluruh leher gitar. Raungan gitar ala rockers lantas menyerbu Canon yang klasik. Canon yang biasanya diperdengarkan dalam upacara pernikahan di gereja itu mendadak sontak berubah menjadi lagu rock.
Tayangan itu hanya berlangsung 5 menit 20 detik. Tapi, waktu sesingkat itu sudah cukup membuat penontonnya di kanal YouTube kaget dan penasaran. Pemuda yang menamakan dirinya Funtwo itu kemudian menjadi terkenal. Bayangkan, dalam tempo enam bulan, hampir 9 juta kali videonya diklik. Dan saat ini, memasuki tahun ketiga video itu dipublikasikan, tercatat hampir 53 juta kali video itu ditonton. Maka, sosok misterius yang selalu menyembunyikan wajahnya itu pun mulai dicari identitasnya dan mendadak menjadi selebritis.
Adalah koran terkemuka di Amerika Serikat, The New York Times, yang kemudian berusaha melacak keberadaan Funtwo yang dijuluki sebagai Most Watched Videos of All Time itu. Investigasi itu tak sia-sia. Koran itu mendapat hasilnya, Funtwo adalah pemuda Korea Selatan bernama asli Lim Jeong-Hyun, berusia 23 tahun.
Lim mengaku sejak videonya tampil di YouTube banyak yang mencoba menghubungi. "Telepon dan email datang tak pernah berhenti," ujarnya saat diwawancarai Reuters. Sejak itu pula dia mulai rutin didatangi berbagai media untuk keperluan wawancara, termasuk CNN. Tapi, Lim tetap rendah hati. "Saya terkenal bukan karena permainan gitar, tapi karena aransemen lagu Canon-nya Pachelbel yang diaransemen ulang oleh Jerry Chang yang sebelumnya sudah sangat populer," jelasnya.
Lim benar sekali. Canon in D Mayor adalah gubahan Johann Pachelbel, komposer kelahiran 1 September 1653 di Nuremberg, Jerman. Pachelbel merupakan maestro dari masa Barouque. Canon yang dibuka dengan cello atau bass, biola dan harpa dengan total 28 variasi komposisi memang sudah lebih dulu terkenal. Gubahan ini diakui sebagai salah satu karya masterpiece di dunia musik. Tak heran jika kemudian gubahan ini kerap diaransemen ulang grup musik lain.
Namun, yang sangat luar biasa tentulah aransemen Canon Rock oleh Jerry C, musisi dan aranjer kelahiran Taiwan 31 Agustus 1981 dan bernama lengkap Jerry Chang. Ia menggubah Canon in D Mayor menjadi progresif rock. Hasil karyanya dipamerkan melalui website pribadinya. Dari tablature di website inilah, seorang musisi misterius yang menyebut dirinya Funtwo memainkan aransemen JerryC dan ditampilkan di YouTube.
Kendati Jerry yang menggubahnya, permainan gitar Funtwo lebih dikenal saat membawakan Canon Rock. Di tangannya, Canon Rock berubah sangat liar, namun harmonisasi tetap terjaga dan nada yang dihasilkan sangat bersih. Funtwo menggabungkan semua tehnik gitar sweep-picking, bendding, partikular harmonik, harmonisasi suara satu, dua, tiga pada gitar, serta distorsi disajikan super cepat, menjelajah kesemua grip gitar.
Di pertengahan musik ia memasukkan beat Hip-Hop, sementara pada versi klasiknya menggunakan harpa. Pemilihan suara dan efek juga sangat membuat yang mendengar tidak bosan apalagi pada nada ”outside” nya. Bahkan, Funtwo tidak kehilangan satu nada pun dari versi aslinya. Tak heran, The New York Times menjuluki Funtwo sebagai The New Jimmy
Aksi Jerry C
Aksi FunTwo
Jerry C Vs FunTwo
dikutip dari: pegasus007
No comments:
Post a Comment