Tuesday, August 26, 2014

Cara Mengajar Disiplin Diri / Cara Bagaimana melatih diri Disiplin

Melatih disiplin diri terus menerus menolong kita berhasil mencapai apa saja yang kita dambakan.
 
 
Menurut saya, ada empat (4) cara mengajar disiplin diri yang saya suka sebut sebagai 3 K dan 1 G, yaitu:
    • Konsisten
    • Komitmen
    • Kasih
    • Gairah/Hasrat
    Empat hal ini bertautan satu dengan lainnya, satu hilang atau kurang maka disiplin tidak akan berhasil dijalankan.

    Konsisten

    Dalam keluarga, ayah dan ibu berperan penting dalam menciptakan bentuk, pola berpikir, dan tingkah laku anak-anak mereka. Ke arah manakah mereka akan membawa anak mereka bergantung sepenuhnya dari cara disiplin diri yang diajarkan mereka dan menjadi siapakah dan apakah mereka kelak. Ayah dan ibu semestinya sudah mengambil keputusan untuk satu hati dan satu pikiran dalam menjalankan peraturan yang sudah ditetapkan, artinya setuju untuk saling mendukung. Mulailah melakukan peraturan di rumah sedini mungkin. Untuk anak-anak yang masih muda usia dimulai dengan kebiasaan-kebiasaan seperti di manakah mereka seharusnya meletakkan sepatu mereka setelah selesai dipakai, jam berapakah sudah siap untuk tidur, berapa kalikah sehari harus menggosok gigi, apakah ada giliran untuk mencuci piring, membuang sampah dan sebagainya. Peraturan-peraturan semacam ini perlu disiplin dari kedua belah pihak baik dari ayah atau ibu maupun anak-anak mereka. Inilah sikap konsisten.
    Bagaimana mereka menjalankan atau tidak menjalankan disiplin ini dan tindakan apakah yang perlu diberikan sebagai ganjaran atau sebagai hukuman. Lalu apakah perlu adanya diskusi lagi antara ayah dan ibu apabila peraturan yang diberikan terlalu ringan atau terlalu berat bagi anak-anak mereka sehingga peraturan bisa dijalankan tanpa beban berat bagi anak-anak mereka, seperti misalnya anak usia lima tahun tentunya tidak akan bisa mencuci pakaian sendiri atau anak usia limabelas tahun hanya diminta untuk mengatur sepatu atau melakukan pekerjaan ringan lainnya.
    Konsisten bisa berjalan apabila peraturan yang diberikan sesuai dengan usia mereka. Hendaknya ayah dan ibu konsisten terhadap tanggung jawab atau peraturan yang mereka berikan kepada anak-anak mereka, misalnya kalau ayah sudah mengizinkan anaknya untuk nonton TV selama satu jam sebelum belajar namun ibu dengan berbagai alasan tidak mengizinkannya. Contoh semacam ini akan membuat anak-anak bingung dan mereka belajar bahwa mereka akan lebih mudah dan lebih suka menjalankan perintah dari orang tua yang lebih lunak, dan mereka akan memberikan berbagai alasan untuk tidak melakukan tanggung jawab tersebut. Akibatnya peraturan tidak bisa diterapkan. Sebagai orang tua, demi kepentingan anak-anak serta disiplin, kita hendaknya memiliki cara yang tidak membebani anak-anak kita.

    Komitmen

    Definisi komitmen adalah perjanjian atau keterikatan untuk melakukan sesuatu; kontrak. [Kamus Besar Bahasa Indonesia]. Kesanggupan, janji, tanggungan. [sederet.com]
    Saya berpendapat janji serta kesanggupan adalah sama dengan integritas. Misalnya kita berjanji membantu pindahan rumah seorang teman. Seandainya hujan deras tiba-tiba datang atau tidak ada kendaraan, dengan cara apa pun kita akan membantunya sampai tuntas karena janji yang sudah kita sanggupi tadi. Demikian pula dengan mengajar disiplin diri baik untuk anak-anak kita maupun diri kita sendiri. Sebelum mengambil keputusan untuk menyerah karena satu dan lain hal, misalnya karena hujan lebat, anak baru operasi, dsbnya., maka lihatlah ke depan dan bertanyalah kepada diri sendiri akan menjadi apakah kita atau anak kita bila kita tidak menepati janji kita.
    Saya teringat sewaktu putra sulung kami masih kecil, waktu itu kami masih tinggal bersama orang tua suami saya, neneknya, yang baru saja memiliki cucu pertama, selalu membeli jajanan pasar dari penjual asongan yang datang ke rumah kami. Apa pun yang diminta oleh anak saya ini selalu diikuti oleh mertua saya dan apabila dia tidak suka atau tidak habis maka nenek akan makan sisanya. Saya yang sudah memiliki komitmen untuk mengajarkan disiplin kepada anak saya menjadi kesal karenanya. Saya membayangkan akan menjadi apakah anak saya ini kalau besar nanti apabila selalu dimanjakan oleh neneknya? Saya suka marah kepada anak saya tanpa bisa menjelaskan dengan benar mengapa saya marah. Anak saya menjauhi saya, dan sewaktu dia agak besar kami pindah rumah dan di situlah dengan susah payah saya mengajarkan disiplin ini dan dengan lega hati disiplin ini bisa diterapkan dengan baik.
    Anak kita perlu memahami arti tanggung jawab dan komunikasi penting untuk menjalankan peraturan. Perintah tidak bisa diberikan begitu saja tanpa memberitahukan latar belakang/alasan mengapa ada peraturan. Mungkin sewaktu anak kita masih kecil, mereka tidak bisa memahami sepenuhnya alasan tersebut, namun kita bisa menggunakan kata-kata yang sederhana terlebih dahulu dalam menjelaskannya. Misalnya, "mama perlu bantuan, bisakah kamu membantu merapikan sepatu-sepatu?" Ungkapan tolong, terima kasih adalah kata-kata yang harus sering digunakan agar mereka memahami dan belajar untuk mengungkapkan perasaan bersyukur atas bantuan yang mereka berikan.

    Kasih

    Ada satu ungkapan yang berbunyi, "kasih ulet dan kasih lunak". Saya percaya semua orang tua mengasihi anak-anak mereka. Namun kasih yang bagaimanakah yang Anda miliki? Yang ulet atau yang lunak? Menurut saya kasih lunak itu adalah kasih yang sifatnya memanjakan sedangkan ulet adalah kasih yang memiliki tujuan. Kasih yang lunak menyebabkan anak-anak kita lemah tanggung jawab dan susah untuk belajar disiplin diri. Contohnya: Anak kita setiap kali ke toko melihat mainan bagus dan yang disukainya, maka dia akan minta untuk dibelikan. Mungkin Anda adalah orang tua yang mampu membeli mainan sebanyak yang mereka inginkan, dan menurut pendapat Anda tidak ada salahnya memiliki banyak mainan. Dan Anda berpikir, "Saya bekerja, kalau bukan untuk anak saya lalu untuk siapa?" Memang dalam satu hal ada benarnya, namun untuk lain hal pertanyaannya adalah, "apakah memang anak saya membutuhkan mainan sedemikian banyaknya?" atau "apakah anak saya hanya ingin memiliki mainan tsb.?" Karena melihat wajah sedih anak Anda, juga karena "kasih" Anda maka Anda membelikannya.
    Kasih ulet adalah kasih yang mendatangkan manfaat besar bagi anak-anak kita sewaktu mereka besar nanti dan sewaktu ada tantangan untuk mengambil keputusan memilih yang benar. Salah seorang putra saya menabung untuk membeli satu mainan yang sangat diinginkan, saatnya tiba sewaktu kami akan membeli mainan tsb. Sayang sekali mainan tsb. sudah habis dan tidak ada di jual di toko-toko lainnya. Hati saya luluh melihat kekecewaan besar terpancar di wajah putra kami ini. Saya sungguh berharap saya dapat memberikan benda tsb. Sewaktu dia mengatakan kalau dia mau membeli mainan yang lain untuk menghibur kekecewaannya. Ayahnya mengatakan tidak dan menjelaskan kepadanya, "kamu tidak akan bahagia dalam hidupmu kalau selalu mendapatkan sesuatu yang bukan menjadi pilihanmu". Kami memandang ke depan, kami sadar apabila kami mengizinkan, maka kelak dia akan selalu mengambil pilihan kedua, ketiga dan seterusnya dan bukan pilihan pertama seperti yang diharapkan. Hati kami ingin mengatakan boleh tapi kami tahu keputusan itu tidak akan mengajar dia untuk mengambil keputusan yang benar dalam kehidupannya di masa depan.

    Gairah/Hasrat

    Pelajaran sekolah, hobi, atau belajar apa saja membutuhkan gairah/hasrat untuk melakukannya, demikian pula dengan disiplin diri butuh gairah untuk menjalankannya. Disiplin diri butuh penerapan setiap hari dan setiap saat. Semakin sering kita menerapkannya semakin mudah menjalankan disiplin ini. Suami saya sejak usia 14 tahun sudah memulai kebiasaan menulis jurnal dan tidak ada hari tanpa jurnal dan ini dilakukan sampai sekarang yang kira-kira sudah lebih dari 50 tahun.
    Sama halnya menulis adalah hasrat yang dimiliki suami saya demikian pula hendaknya mengajarkan disiplin diri kepada diri kita maupun anak-anak kita. Hasrat ini hendaknya menjadi motivasi/dorongan yang akan mewujudkan cita-cita kita yaitu mengajar disiplin dan buahnya adalah disiplin ini akan menjadi bagian dalam hidup kita. Begitu disiplin sudah menjadi bagian dalam hidup kita maka sama seperti suami saya di mana tidak ada hari tanpa menulis jurnal, bagi kita tiada hari tanpa disiplin.

    Penulis: Mary Kadarusman
    sumber

PRINSIP vs EJEKAN / Dapatkah Prinsip-Prinsip Anda Menahan Penghinaan?

Sewaktu saya berkesempatan tinggal di Meksiko bersama keluarga saya, saya memperoleh banyak pengalaman yang memberi saya pelajaran. Salah satu yang terpenting bagi saya adalah pentingnya hidup sesuai dengan prinsip-prinsip Anda.
 

  • Sewaktu saya berkesempatan tinggal di Meksiko bersama keluarga saya, saya memperoleh banyak pengalaman yang memberi saya pelajaran. Salah satu yang paling penting bagi saya adalah pentingnya hidup sesuai dengan prinsip-prinsip Anda.
    Saya segera menyadari bahwa salah satu budaya dalam dunia bisnis di Meksiko adalah minum Tequila saat makan. Sebagai seseorang yang telah diajar dan percaya untuk tidak minum alkohol, akan menjadi menarik melihat reaksi orang-orang saat saya menolak untuk minum, saya tahu bahwa prinsip pribadi saya akan diuji.
    Pada saat makan pertama kali bersama rekan bisnis, saya ditanya minuman apa yang saya inginkan. Ketika saya menjawab bahwa saya ingin air mineral, saya mendapat tanggapan aneh dari orang di sekeliling saya. Kemudian beberapa rekan kerja saya mengatakan “Tidak, Anda minum Tequila” dan semua orang bergembira. Ketika saya berkata kepada mereka bahwa saya tidak minum alkohol, mereka menanggapi dengan tawa yang keras. Saya pikir orang-orang di restoran itu berpikir bahwa lelucon yang paling lucu baru saja diceritakan. Jujur saja, beberapa kolega saya berpikir pernyataan tidak minum alkohol saya adalah lelucon.
    Beberapa minggu setelah itu, kolega saya terus menawari saya untuk minum Tequila. Akhirnya, pada salah satu janji makan kami bersama rekan bisnis, seseorang berkata, hari ini adalah hari dimana Anda harus minum segelas Tequila. Pada saat itu, saya tidak tahu apa yang harus dikatakan. Bos saya menyela dan mengatakan kepada orang yang ada di meja saat itu bahwa saya memang tidak minum. Dia berkata bahwa setelah mengenal saya, dia tahu bahwa ini adalah salah satu hal yang saya percayai dan mereka harus menghormatinya. Saya tidak bisa menjelaskan perasaan yang saya rasakan saat itu ketika seseorang mengetahui dan menghormati prinsip saya. Sejak saat itu, tingkat rasa hormat yang saya terima adalah yang paling tinggi selama saya tinggal di Meksiko.
    Saya ingat saat membagikan pengalaman ini dengan keluarga saya dan membuat putra saya bengong. Kami membahas sebagai keluarga mengenai pentingnya untuk memastikan bahwa Anda tidak saja memiliki prinsip namun menjalankan prinsip-prinsip itu. Kami membahas bahwa itu tidak selalu mudah, namun sekali Anda telah menunjukkan prinsip Anda, Anda harus yakin bahwa prinsip yang sama itu dapat membantu Anda dalam situasi apa pun yang akan Anda hadapi dalam hidup Anda.
    Seperti yang kita telah bicarakan, berikut adalah tema-tema yang disorot untuk mengukur apakah prinsip kita cukup kuat untuk membangun sebuah pondasi:

    Kepercayaan vs Prinsip

    Pengalaman yang kita peroleh dalam hidup membentuk kita; pengalaman itu membentuk kepercayaan kita yang pada akhirnya menentukan prinsip kita. Kepercayaan adalah kuat, namun prinsip Anda lebih kuat. Sebagai orang tua Anda perlu memastikan bahwa Anda mengajar anak-anak Anda akan pentingnya untuk secara terus-menerus memperkuat kepercayaannya agar membangun prinsip yang teguh. Prinsip sesungguhnya sangat membantu kita ketika kita membuat sebuah keputusan penting karena jika kita menjadikannya bagian dari pondasi hidup kita, keputusan telah dibuat. Satu cara untuk membantu mengenali prinsip adalah dengan membuat dua daftar, satu mengenai kepercayaan dan yang lain mengenai prinsip. Lalu ajukan pertanyaan ini: apakah kepercayaan dan prinsip sejalan? Sebagai orang tua lakukan kegiatan ini bersama anak-anak Anda, kekuatan yang besar akan datang untuk dapat menyatukan keluarga Anda.

    Pilihan vs Keputusan

    Ada perbedaan besar antara pilihan dan keputusan. Perbedaan terbesar adalah sekali Anda mencari semua pilihan Anda dan memilih satu, Anda telah membuat keputusan dan tidak lagi memiliki pilihan. Sebagai orang tua Anda harus mampu untuk menjawab mengapa ini akan menjadi penting ketika mencari prinsip Anda? Sewaktu Anda mengajar anak Anda perbedaan ini, Anda dapat membantu mereka melihat betapa penting untuk memilih prinsip yang akan membantu mereka membuat keputusan yang benar di masa mendatang. Menjalankan dan mengajarkan konsep bahwa prinsip Anda dalam berbagai cara pra-memutuskan dapat memberikan kejelasan yang berharga yang akan menguntungkan baik Anda dan anak Anda. Satu cara untuk membantu dalam mengajar konsep ini adalah untuk membagikan pengalaman pribadi. Sewaktu istri saya dan saya menyelesaikan membahas ini dengan putra kami, kami telah melihat prinsip yang kuat sewaktu mereka mengenali pentingnya untuk memahami perbedaan antara pilihan dan keputusan dan hubungan konsep ini dengan prinsip seseorang.

    Tindakan vs Perkataan

    Apakah Anda sungguh hidup sesuai dengan prinsip Anda atau Anda hanya membicarakannya? Ini mungkin akan menjadi pertanyaan yang paling penting yang akan Anda ajukan kepada diri Anda sendiri sebagai orang tua. Anak Anda mungkin mendengar apa yang Anda katakan namun pasti mereka juga akan melihat apa yang Anda lakukan. Pernyataan bahwa tindakan berbicara lebih keras dari kata-kata tidak pernah sebenar ini ketika itu berhubungan dengan prinsip seseorang. Prinsip Anda harusnya dicerminkan dalam setiap tindakan dan perkataan Anda. Sebagaimana yang disebutkan sebelumnya, Anda mungkin memiliki banyak pilihan namun Anda ingin memastikan bahwa keputusan yang Anda buat ketika itu berhubungan dengan tindakan, mencerminkan prinsip Anda dan tidak meninggalkan keraguan dalam benak seseorang tentang prinsip Anda. Memimpin dengan teladan akan memiliki dampak paling besar terhadap anak Anda, khususnya ketika itu mengajarkan mereka mengenai prinsip pribadi.
    Pengalaman yang saya miliki di Meksiko telah dibuktikan menjadi kesempatan mengajar yang luar biasa bagi keluarga saya akan pentingnya memilik prinsip. Sewaktu Anda dan anak Anda bekerja bersama dalam membuat hubungan Anda antara kepercayaan dan prinsip, memahami perbedaan pilihan dan keputusan dan memastikan bahwa tindakan Anda mencerminkan prinsip Anda, keluarga Anda akan mengalami kegembiraan yang besar, kedamaian dan kebahagiaan. Saya tahu bahwa sebagai ayah, saya tidak ingin yang lain selain keluarga kita memiliki semua perasaan itu, bahkan ketika badai cobaan memasuki hidup kita, kita akan dipersiapkan karena kita telah mengenali dan menjalankan prinsip kita.
    Diterjemahkan dan diadaptasi oleh Sandiakira L. Pagalla dari artikel asli "Can your values withstand disparagement?" karya Seth Saunders.

    sumber

Bagaimana Memperbaiki Keuangan Anda

Bagaimana memiliki keuangan yang sehat? Hal ini membutuhkan perencanaan dan anggaran yang baik. Kita tidak bisa berharap bahwa di akhir bulan kita akan memiliki sisa uang bila kita tidak menganggarkannya di awal bulan.
 
 
Kita seringkali merasa terjepit di akhir bulan sementara menunggu hari gajian di awal bulan berikutnya. Terpaksa kita ke warung si Encek untuk berhutang beras, telur, gula, kopi, dll. Sementara tukang daging dan ayam di pasar tidak mau lagi memberi hutang karena keadaannya juga sulit, begitu juga tukang sayur yang lewat setiap hari di depan rumah. Terpaksa kita makan nasi goreng, supermi dan telur dadar berganti-ganti setiap hari. Kita kumpulkan uang receh yang ditaruh si Umi di celengan kecilnya dengan janji akan diganti sesudah gajian. Bagaimana menghindari keadaan seperti ini yang sering menimbulkan stres dan sakit kepala? Di bawah ini ada beberapa saran yang bisa Anda ikuti.
  • Anggaran belanja

    Inilah yang harus kita buat pertama kali setiap awal bulan. Buatlah daftar apa saja yang harus kita bayar, dari cicilan rumah, rekening listrik, telepon, uang sekolah si Umi. Sisanya kita anggarkan untuk makanan, transportasi, dan tabungan.

    Persediaan makanan

    Walaupun kita bisa berhutang ke warung sebelah, tetapi jika kita mempunyai persediaan makanan sendiri, kita tidak perlu berhutang, yang harus kita bayar dengan gaji bulan depan. Lebih baik kita menyimpan sedikit demi sedikit makanan kering atau kalengan, ini juga berguna untuk keadaan darurat. Usahakanlah untuk membeli beras dalam jumlah agak banyak, selain harganya lebih murah kalau tidak ada makanan kita masih bisa membuat nasi goreng. Bila harga telur agak miring, belilah banyak-banyak, kemudian rendam dalam air yang diberi banyak garam supaya menjadi telur asin. Bila kita perlu lauk kita dapat merebusnya.

    Tabungan

    Biarpun hanya sedikit biasakanlah untuk menabung, entah dalam bentuk uang receh di celengan si Umi atau dalam bentuk tabungan di bank. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan, bila ada yang sakit atau kena PHK karena perusahaan bangkrut, kita punya persiapan.

    Sumber pendapatan

    Bila hanya satu orang yang bekerja di rumah tangga Anda, pasangan yang satu mungkin dapat mengambil pekerjaan paruh waktu yang dapat dikerjakannya di rumah. Tidak menjadi soal apakah yang tinggal di rumah ayah atau ibu, yang penting anak-anak tidak merasa terlantar. Bila ibu tinggal di rumah, mungkin dia dapat mengerjakan jahitan baju atau terjemahan di rumah. Demikian pula bila ayah yang di rumah, dia dapat membuat papan reklame atau menggambar blue print bangunan. Itulah yang dilakukan suami saya sejak kami menikah, saya bekerja tetap di kantor sedangkan suami membuat gambar komik, rumah, apa saja yang berkenaan dengan graphic art. Kebetulan dia tangkas dalam mengurus anak-anak dan handal dalam memasak. Tidak ada dua akun dalam rumah tangga kami, apa yang saya dapat adalah milik dia, apa yang dia dapat adalah milik saya juga. Dengan demikian lebih mudah mengatur keuangan kami.

    Berkebun

    Kita beruntung memiliki negeri yang tanahnya subur. Kita dapat menancapkan sepotong singkong dan mengharapkannya tumbuh asalkan kita rajin menyiramnya di musim kering. Bila ada sedikit tanah di depan atau di belakang rumah, tanamlah pohon buah atau sayur. Manfaatkan hasilnya untuk menambah nutrisi keluarga. Dengan demikian kita dapat menghemat uang belanja makanan.

    Penulis: Irma Shalimar
    sumber