Semakin lama semakin sering saya membaca kata "investor" di koran dan majalah. Saya agak heran juga, sejak kapan orang-orang menjadi begitu pandai? Darimana para "investor" ini berasal? Di mana mereka berada sebelumnya?
Orang-orang tua sering bilang "Keputusan dalam hidup selalu adalah perjudian, karena tidak ada hal yang pasti, maka orang hanya bisa mengambil keputusan berdasarkan apa yang dia tahu."
Benar sekali, tidak ada yang pasti, dan semua orang memang hanya berjudi berdasarkan apa yang dia tahu. Namun satu hal yang perlu Anda sadari, dalam semua bidang dan dalam setiap transaksi, sekalipun sekelompok orang melakukan keputusan yang sama, namun mereka melakukannya berdasarkan level informasi dan pengetahuan yang berbeda-beda.
Mari kita berandai-andai.....
Saya bekerja di sebuah perusahaan eskrim, PT kami adalah perusahaan publik. Akhir-akhir ini saya mengetahui bahwa perusahaan saya berhasil mendapatkan sebuah order dari customer baru yang akan meningkatkan laba perusahaan saya sebesar 200% dalam waktu 6 bulan mendatang.
Jadi.. Diam-diam saya pergi ke broker saham saya dan membeli saham perusahaan saya sebanyak yang saya bisa... (Jangan khawatir mengenai peraturan insider trading... Dunia nyata tidak seperti itu, every insider trades!)
Di tempat lain, ada seseorang yang sering jual beli saham, sebut saja di Jacky. Dia mengamati bahwa akhir-akhir ini cuaca memang agak panas. Dia bertaruh bahwa global warming itu benar, dan dia pun membeli sejumlah saham perusahaan eskrim saya.
Di tempat lain lagi, seorang Ibu muda, Susi, yang lagi kebanyakan duit, yang baru mulai belajar membeli saham dan menjadi "investor", tidak sabar lagi untuk membeli saham pertamanya. Dan PT kami yang begitu beruntung, menjadi saham pembuka di portfolionya.
Anda lihat... Antara saya, Jacky, dan Susi, walaupun mengambil keputusan yang sama, tetapi kami melakukannya dengan alasan dan informasi yang berbeda.
* Bagi saya, saya bisa mengatakan dengan nyaris pasti saya akan menang, karena saya tahu customer baru kami akan mendatangkan keuntungan besar bagi perusahaan saya. Maka saya tidak ragu untuk menyebut diri saya sebagai pedagang, bahkan investor.
* Bagi Jacky, saya akan menyebutnya spekulator. Keputusan dia memang ada dasarnya, tetapi tetap saja dia tidak benar-benar tahu apa yang sedang dia lakukan.
* Bagi Susi, dia adalah penjudi! Ibu ini sedang mempertaruhkan uangnya tanpa dasar.
Jadi, perbedaan antara berdagang, berspekulasi, dan berjudi terletak pada alasan dan informasi yang dimiliki si pembuat keputusan. Semakin Anda mengetahui informasi mengenai apa yang Anda lakukan dan semakin besar kontrol Anda atas hasil dari sebuah kejadian, semakin Anda bisa menyebut diri Anda investor. Sebaliknya, semakin Anda tidak tahu dan tidak bisa memegang kendali atas hasil sebuah kejadian, semakin Anda memenuhi kriteria sebagai seorang penjudi.
Kawan... Jangan mengira karena kita sedang melakukan hal yang sama dengan seseorang, lantas kita pun berada satu level dengan mereka.
Mari kita sambung lagi andai-andai tadi....
6 bulan kemudian, setelah hasil perdagangan kami dengan customer baru itu selesai dan muncul di laporan keuangan publik kami, harga saham perusahaan saya meroket 4 kali lipat.
Jacky, yang gembira atas "kepandaian" dia, memutuskan untuktake some profit. Dia menjual 1/2 saham dia, dan menyimpan 1/2 yang tersisa sambil berharap saham perusahaan eskrim saya akan terus naik harganya.
Susi, yang gembira atas "kepandaian dan keberuntungan" dia, memutuskan bahwa 4 kali lipat hanyalah awal. Dia menyimpan semua sahamnya, dan dengan tekat bulat akan terus menunggu hingga sahamnya naik lebih tinggi lagi.
Saya, di sisi lain, mendapatkan informasi rahasia dari pemasok kami di Amerika, bahwa global ternyata tidak warming.... (hehe), bulan-bulan mendatang, yang terjadi malahan adalah global cooling... dan saya pun menjual semua saham yang saya miliki, ditambah shortselling atas saham perusahaan saya.
Cuaca berubah sesuai yang saya antisipasi, cuaca sangat dingin dan eskrim tidak laku.. Penjualan kami anjlok, dan harga saham pun menukik tajam paska pengumuman laporan keuangan kami yang terbaru.
* Saya, lagi-lagi untung besar.
* Jacky, yang untung saat menjual 1/2 sahamnya dulu, sekarang rugi atas 1/2 saham yang tersisa.
* Susi yang malang, dia bukan saja tidak pernah mendapatkan keuntungan, sekarang malah harus rugi setelah menunggu 1 tahun.
Kawan, dunia ini sangatlah kejam.
Pikirkanlah baik-baik sebelum melibatkan diri di pasar finansial...
Semoga Anda bukan Jacky, apalagi Susi. Good luck!
sumber
No comments:
Post a Comment