KOMPAS.com — Sebanyak 99 persen plastik di lautan hilang. Ini bukan berita bagus, melainkan justru berita buruk.
Ilmuwan menyatakan, sejumlah plastik mikroskopik itu masuk ke jaring-jaring makanan di laut yang kompleks, seperti halnya limbah kimia macam merkuri.
Carlos Duante, pakar oseanografi dari University of Western, Australia, melakukan studi pada lima pilihan arus laut di samudera lepas. Riset dilakukan pada 2010 hingga 2011.
Manusia menghasilkan setidaknya 300 juta ton plastik dalam setahun. Sekitar 0,1 persen diperkirakan masuk ke lautan.
Mengalkulasi hasil riset, Duante ternyata menemukan bahwa jumlah plastik di lautan jauh lebih sedikit dari yang seharusnya. Jumlahnya paling banyak hanya 40.000 ton. Alias, sebagian besar hilang.
Ke mana hilangnya sampah plastik itu? Duante mengungkapkan, "Ada potensi sampah plastik itu masuk ke jaring-jaring makanan di lautan."
Peter Davidson, pakar oseanografi dari Farallon Institute for Advanced Ecosystem Research di California, mengatakan, plastik bisa menghisap polutan di air dan mengonsentratkannya hingga masuk ke rantai makanan.
Dikutip The Verge, 30 Juni 2014, plastik juga mungkin dibawa arus laut hingga kembali ke daratan ataupun hancur hingga tak terdeteksi.
Namun, fakta bahwa hewan memakan plastik, menurut Davidson, tak bisa dibantah. Riset diperlukan untuk mengetahui dampaknya.
Ilmuwan menyatakan, sejumlah plastik mikroskopik itu masuk ke jaring-jaring makanan di laut yang kompleks, seperti halnya limbah kimia macam merkuri.
Carlos Duante, pakar oseanografi dari University of Western, Australia, melakukan studi pada lima pilihan arus laut di samudera lepas. Riset dilakukan pada 2010 hingga 2011.
Manusia menghasilkan setidaknya 300 juta ton plastik dalam setahun. Sekitar 0,1 persen diperkirakan masuk ke lautan.
Mengalkulasi hasil riset, Duante ternyata menemukan bahwa jumlah plastik di lautan jauh lebih sedikit dari yang seharusnya. Jumlahnya paling banyak hanya 40.000 ton. Alias, sebagian besar hilang.
Ke mana hilangnya sampah plastik itu? Duante mengungkapkan, "Ada potensi sampah plastik itu masuk ke jaring-jaring makanan di lautan."
Peter Davidson, pakar oseanografi dari Farallon Institute for Advanced Ecosystem Research di California, mengatakan, plastik bisa menghisap polutan di air dan mengonsentratkannya hingga masuk ke rantai makanan.
Dikutip The Verge, 30 Juni 2014, plastik juga mungkin dibawa arus laut hingga kembali ke daratan ataupun hancur hingga tak terdeteksi.
Namun, fakta bahwa hewan memakan plastik, menurut Davidson, tak bisa dibantah. Riset diperlukan untuk mengetahui dampaknya.
No comments:
Post a Comment